Sabtu, 13 Oktober kemarin, Akber
Makassar mengadakan kelas ke sembilan belas yakni kelas Public Speaking dengan tema “Social Media dalam Berkarya” di lantai empat Gedung Graha Pena Makassar dengan menghadirkan Pandji
Pragiwaksono sebagai pemateri. Kelas berlangsung sekitar dua jam lebih. Pandji banyak
membagi ilmu melalui kisahnya tentang berkarya oleh 30 lebih pasang mata.
Pandji Pragiwaksono dalam kelas Public Speaking |
Berkarya
Oleh Pandji, orang yang bekerja
dan berkarya itu berbeda. Orang yang berkarya adalah mereka yang melakukan atau
menghasilkan sesuatu sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Sedangkan orang
yang bekerja adalah orang yang melakukan sesuatu karena kebutuhannya terhadap
uang, dan belum tentu dia menikmatinya. Pria berusia 33 tahun ini menekankan
bahwa kebahagiaan bukan tentang berapa uang yang kita miliki tetapi dari
pencapaian kita dalam berkarya.
Tentu dalam berkarya, hal yang
harus di’buang’ adalah ketakutan untuk gagal. Karena menurut Pandji, gagal itu
biasa dan sukses itu biasa. Teruslah bermimpi dan jangan pernah merasa sampai. Siapa
pun yang pesimis, tidak pantas untuk mendapatkan kesuksesan. Agree.
Pandji yang pada hari itu mengenakkan
jas biru tua yang membalut kaos hijaunya membeberkan, jika ia mulai berkarya
sejak tahun 2008 dengan melahirkan album hip hop pertamanya, Provocative Proactive. Selain lagu-lagu
hip hop, Pandji juga menulis buku Nasional.
Is. Me. Menurut pria yang menganut free
lunch method, hal yang paling
menyenangkan adalah pendapatkan penghasilan dari hal yang disukai. Karya-karyanya
ia save di blog dan dapat diunduh
segara gratis dan legal. Meski
pun ia melegalkan karya-karyanya diunduh secara gratis di blog, Pandji mendapatkan
pemasukan dari sebuah brand yang senang dan ingin mengafiliasi karena merasa ia
senang dengan karya Pandji dengan menghitung jumlah page view. Pandji merasa senang karena musiknya bisa dinikmati di
mana-mana dan orang yang mengunduh karyanya merasa senang karena dilegalkan
untuk mengunduh karya Pandji secara gratis.
Sosial Media
Social media merupakan medium atau perantara untuk bersosialisasi
yang pada dasarnya adalah tempat orang-orang nongkrong (Enda Masution). Socmed kemudian menjadi sesuatu yang
sangat istimewa karena dapat menyatukan banyak orang. Socmed bisa menyampaikan
suatu karya ke manapun, meski karya tersebut belum pernah tersiarkan di tv mau
pun di radio. Ada banyak orang yang tertarik mencari perhatian melalui socmed. Pandji
menyatakan, jika ingin menguasai pembicaraan, maka buatlah sesuatu yang
berbeda. Tentu selain membuat sesuatu yang beda, hasil karya harus sesuai
dengan diri jangan bertolak belakang. Karena dalam berkarya, diri dan karya
satu sama jujurnya.
Di socmed seperti twitter
misalnya, orang akan memfollow
orang-orang yang mereka anggap menarik dan dapat mereka percayai karena menurut
mereka, mereka memiliki visi yang sama. Socmed ada untuk terus menghidupkan
mimpi, jika anda mau meski socmed bukanlah segalanya. Mendapatkan penghasilan
dari berkarya itu sangat menyenangkan. Saat
ingin berkarya, orang yang pertama merasa puas adalah diri sendiri. Harus menyenangi
produk/hasil karyanya sendiri. Karena akan sangat sulit membuat orang lain meyakinkan
terhadap karya kita sendiri, sementara kita tak menyukai karya kita. Saat orang
tersebut kemudian menyukai karya kita, mereka kemudian akan meyakinkan orang
lain untuk menyukai karya kita. Hal yang pertama yang menjadi patokan saat kita
ingin menjajakan hasil karya adalah meyakinkan orang lain tentang mengapa
mereka harus membaca atau mendengar hasil karya kita?
Agar orang lain dapat menghargai
karya kita, hargailah orang yang menghargai karya kita. Ingat, mereka memfollow karena mereka merasa percaya
kepada kita dan karya kita. Maka dari
itu menurut Pandji menjalin engagement dengan orang-orang tersebut sangat
perlu. Orang senang menjadi bagian dari orang yang mereka senangi. Berkarya dalam
socmed tentu yang pertama harus unik dan harus beda dengan tetap menjadi diri
sendiri. Kedua, bahwa untuk memiliki skelompok orang yang ingin setia dan
menghargai karya kita, kita harus menjalin engagement dengan mereka, dekati dan
apreseiasi mereka.
Lakukan yang terbaik pada setiap
yang dilakukan dengan sebaik-baiknya, meski lima menit. Pandji menekankan bahwa
jangan pernah lalai dalam memberikan yang terbaik walau hanya lima menit karena
ia merasakan keberhasilannya dimulai dari lima menit tersebut. Lima menit yang kemudian menjadikannya
seperti sekarang ini. Semua orang mau sukses, tetapi tidak semua orang pantas
sukses, tidak semua orang mau bekerja keras, tidak semua orang mau disiplin dan
memperbaiki kesalahan, mengembangkan dirinya, dan total memberikan yang terbaik
meski hanya 5 menit.
Terima kasih kepada Kak Pandji Pragiwaksono yang mau membagi ilmunya ke teman-teman akber dan terima kasih kepada tema-teman yang telah bergabung di kelas akber kemarin, tetap ikut ke kelas berikutnya yah. berbagi itu indah :) Kunjungi http://pandji.com/ untuk lebih mengenal Pandji dan karyanya.