Rabu, 13 Maret 2013

Social Media



Kelas AkberMks30 kali ini mengambil tema Social Media. Haree genee gituu social media penting lah yah, entah itu facebook, twitter, line, dan lain sebagainya. Kelas Social Media kali ini akan diadakan dalam dua kali pertemuan, pertemuan keduanya ada workshop dong yah. Hm, memulai menggunakan social media berarti sudah siap untuk terhubung dengan siapa pun kan, Akberians. Melalui social media, tentu kita bisa berbagi~
Sebelumnya, tahu tidak dengan istilah pseudonym? Pseudonym itu adalah mereka yang tidak memakai nama asli mereka untuk akun mereka. Pseudonym bukanlah akun anonim. Mereka hanya memilih nama akun yang unik, dengan tidak memakai nama asli mereka sebagai nama akun twitter. Belakangan marak akun seperti ini. Salah satu akun pseudonim yang cukup kita tahu adalah @lelakibugis. Memilih nama tersebut sebagai nama, namun tetap akun twitternya adalah akun pribadi bukan akun anonim.
Pembahasan di kelas socmed-1 kak Titut dan kak Lebug yang pertama kali ini lebih mendalam mengenai Twitter. And do you know? Twitter bukanlah aplikasi jejaring pertemanan melainkan lebih kepada jejaring informasi. Itulah sebabnya tidak ada kata add as friend di twitter seperti yang kita temukan di Facebook.  Definisi twitter menurut istilah diartikan sebagai layanan jejaring sosial dan microbloging dengan panjang status maksimal 140 karakter.
Ini dia pemateri kita. Hehe..
 Dalam kelas socmed-1 ini akberians juga disuguhkan capture-an blognya kak Lebu yang membahas mengenai 10 Trik agar Diretweet. Trik yang pertama adalah ngetweetlah dengan pendek, sisakan 20-30 karakter untuk memberi ruang teman yang meretweet tweet kita dengan tidak memotong tweet aslinya. Trik yang kedua adalah tweet akberians haruslah menarik, mungkin bisa sekitaran tweet macam motivasi atau tweet yang dikutip dari film. Trik yang ketiga, baiknya tweet akberians itu efektif yang bisa mengandung tiga elemen yakni mention, hastag, dan link. Mention cukup kepada orang yang diajak ngobrol saja.
Setelah tiga trik tersebut, mari beralih ke trik keempat. Trik keempat, yaitu tweet akberians haruslah jelas, maksudnyee gunakan bahasa yang jelas, dan tidak muter-muter. Ingat ruang 140 karakter. Trik kelima adalah ada baiknya menggunakan hastag selain untuk ikut dalam permasalahan di timeline, juga untuk memudahkan orang lain mencari informasi dari hastag tersebut. Trik yang keenam adalah sertakan link yang berkaitan dengan isi tweet akberians. Trik yang ketujuh adalah meminta teman untuk meretweet tweet anda jika memang perlu untuk diretweet, dalam hal ini mungkin ada berita yang perlu disebarliuaskan.
Beralih ke trik yang kedelapan adalah CC ke akun yang memiliki follower banyak jika informasi yang dimiliki cukup penting. Trik yang kesembilan adalah membuat daftar, jadi buatlah daftar orang-orang yang selalu melakukan RT kemudian tinjau tweetnya, mungkin mereka membahas permasalahan yang hampir sama dengan pembahasan akberians. Daan, trik yang terakhir adalah buatlah scheduled tweet untuk mengetwit menurut waktu yang telah anda tentukan. Scheduled tweet dapat dibuat melalui tweetdeck atau pun hootsuite.
http://lelakibugis.net/10-trik-agar-tweet-di-retweet/
 Selain trik tersebut, ada juga beberapa tips ngetweet misalnya, janganlah mengobrol panjang di time line twitter, jika ada yang penting silakan move ke jalur pribadi. Kemudian, pahamilah arti mereply dan me-RT, dan yang terpenting jangan melibatkan orang yang tidak paham dalam percakapan anda. Jangan men-cc tweet ke orang yang tidak perlu tahu menegnai tweet tersebut. Kalau lagi hangout dengan teman, jangan serta-merta langsung memention teman yang bersama dengan akberians, sebab mungkin saja mereka tidak ingin diketahui keberadaan atau aktivitasnya. Ada juga yang diistilahkan sebagai ATM: amati, tiru, dan modifikasi. Amati tweet yang menurut anda menarik, tiru gayanya, tapi jangan lupa untuk membuat tweet anda dengan gaya anda sendiri. Penting juga untuk mengamati bagaimana akun yang menurut anda baik berinteraksi dengan followersnya.
Apa yang ada di dunia maya bukan berarti hanya untuk dunia maya. Twitter adalah jejaring informasi, apa yang ada di dunia nyata dibawalah ke dunia maya kemudian akan kembali lagi ke dunia nyata lagi. Perlu diingat, semakin banyak followers maka semakin berat pula tanggung jawab akberians terhadap konten yang akberians share. Pahamilah konten pembicaraan akberians jangan sampai menyinggung SARA dan perhatikan isu-isu yang sensitif. 
Semangat datang untuk kelas kedua juga yah, Akberians

Tetap yah, gunakan gaya ngetweet anda sendiri, bahasa anda sendiri, jangan copas dong tanpa sumber. Jangan skeptislah dengan akun sendiri.
Hal-hal yang haram di twitter dan perlu diperhatikan yaitu jangan pernah beli follower karena itu sama saja dengan menipu mereka. Kedua, jangan copas, ketiga, janganlah jadi menjadi follower militant, dan yang keempat, hindari twitwar. Apa untungnya twitwar coba? Gunakan twitter sebagaimana baiknya twitter sebagai jejaring informasi, jangan gunakan kata-kata kasar.
Itu semua review kelas socmed yang pertama bersama kak @lelakibugis dan kak @titutismail dari @FLOCKIndonesia follow mereka untuk lebih banyak mengerti mengenai social media.
Jangan lupa datang kelas workshop social media tanggal 16 Maret

Senin, 11 Maret 2013

Memahami Politik Melalui Lembaga Survei


Bapak Herman Heizer (sumber gambar: bugisposonline.com)
Akberians, yang muda yang melek Politik! 
Kali ini berkenaan dengan lembaga survei.. 
Jengjengjengjengg..
Lembaga survei dewasa ini bukanlah hal yang cukup tabu lagi. Mereka kerap kali muncul dengan berbagai data di media massa. LSI (Lembaga Survei Indonesia) adalah lembaga survei pertama yang ada di Indonesia pada Agustus 2003. Bapak Herman Heizer yang kini menjabat sebagai direktur di CRC (Celebes Research Center) adalah mantan anggota tim Survei LSI daerah pemilihan Sulawesi dan Maluku dan pada Sabtu, 2 Maret kemarin mengisi kelas “Memahami Politik Melalui Lembaga Survei” bertempat di lantai 5 gedung miring Telkomsel. Bapak satu anak ini banyak berbagi pengetahuan kepada akberians mengenai kinerja lembaga survei dan apa saja yang disurvei oleh lembaga survei. Merupakan sebuah kerugian bagi yang tidak datang mengikuti kelas Pak Herman Heizer ini.
Dulunya, lembaga survei belum memeroleh kepercayaan dari beberapa politisi dan berbagai akademisi, karena dianggap bahwa sangat tidak mungkin pendapat masyarakat dapat dihitung hanya dengan pendekatan kuantitafi seperti itu. Hingga pada pemilihan langsung yang berlangsung pada tahun 2005, lembaga survei yakni LSI membuktikannya. Kini, lembaga survei seolah menjadi barometer yang cukup penting bagi setiap politisi untuk melihat kondisi politik di masyarakat.
Bagaimana survei politik dilakukan? Apakah semua masyarakat disurvei? Jawabannya, tidak semuanya. Cukup beberapa kalangan masyarakat yang disurvei sebagai samplenya. Survei dilakukan dengan mewawancarai beberapa orang yang dipilih secara acak dan mewakili beberapa kalangan yang dilihat dari etnik, agama, gender, umur, daerah dan lain sebagainya. Survei tidak hanya dilakukan satu kali saja untuk memastikan hasil survei yang lebih akurat karena opini public bisa berubah-ubah yang dipengaruhi oleh kerja-kerja kampanye/ tim pemenangan. Tetapi suvei hanya bisa dilakukan pada saat itu saja, artinya hanya untuk pemilu yang berlangsung di periode tersebut saja, bukan untuk memprediksi pemilu periode yang akan datang.
Bapak Herman saat Memberikan Materi

Lalu bagaimana kinerja quick qount atau perhutungan cepat oleh lembaga survei dilakukan saat pemilihan umum tengah berlangsung? Hampir sama dengan proses wawancara yang dilakukan oleh beberapa orang, proses perhitungan cepat dilakukan dengan memilih beberapa TPS per kabupaten atau daerah yang telah ditunjuk khusus sebagai perwakilan penghitungan suara, lalu didata dan dihitung dengan pendekatan kuantitatif.
Kendala yang terkadang muncul dalam lembaga survei adalah mengenai masalah human eror. Kepercayaan sangatlah penting untuk menjadi anggota tim survei. Survei harus betul-betul dilakasanakan dan ditujukan lansung kepada orang-orang yang telah ditentukan, bukan sekenanya saja. Berpegang dengan ungkapan “sampah yang masuk, sampah juga yang keluar” artinya keburukan dalam hal ini ketidak jujuran anggota tim survei hanya akan menghasilkan ketidak falidan hasil. Sebuah lembaga survei harus memegang komitmen sebagai lembaga yang jujur, bersih dan memerhatikan quality control serta tidak gampang terpengaruh oleh berbagai godaan. Harus melaporkan hasil sesuai fakta yang ada. Kejujuran suatu lembaga survei harus dipegang dengan baik untuk menjaga kepercayaan kliennya. Hasil baik ata pun hasil buruk harus dilaporkan secara jujur kepada kliennya.
Sebagian besar klien dari beberapa lembaga survei yang ada adalah kandidat-kandidat parpol yang ingin “maju” sebagai calon dalam sebuah pemilihan umum. Beberapa partai politik juga memilih bekerja sama dengan partai politik untuk memudahkan mereka membaca startegi politik untuk masyarakat. Partai politik menggandeng lembaga survei juga untuk melihat siapa yang berpeluang untuk maju sebagai perwakilan partainya di pemilihan umum, jadi bukan hanya melihat kedekatannya dengan ketua parpol tersebut saja.
Melalui survei, ada beberapa yang cukup memengaruhi pilihan masyarakat pada pemilihan umum selain etnis, agama, umur, gendre, dan daerah, yaitu isu, evaluasi, partai, leadership, evaluasi government, party id, dan ekonomi politik. Beberapa kriteria tersebut setidaknya cukup memengaruhi penilaian masyarakat. Faktor yang cukup kuat memengaruhi adalah faktor etnis dan kedaerahan karena alasan tersebut beberapa calon pemimpin yang ingin mencalonkan diri pada pemilihan umum menggaet pasangan (wakil)nya yang cukup luas mewakili kedua faktor tersebut. Evaluasi government juga cukup memengaruhi karena dalam beberapa pemilihan umum yang telah banyak berlansung, sekitar 85% dimenangkan kembali oleh incumbent.
Kedudukan lembaga survei dalam hal ini adalah sebagai pemotret secara objektif tentang perilaku politik di suatu daerah dan melihat peta politik dan lingkungan, dan tidak bisa digunakan sebagai alat untuk memengaruhi opini publik. Keberhasilan suatu partai politik bergantung dari bagaimana timnya menangkap dan melempar isu dengan tepat.
Tim survei yang ditunjuk bukan hanya sekadar untuk mengukur kondisi politik pra pemilihan melainkan pasca pemilihan juga cukup penting untuk melihat keefektifan kebijakan yang diberikan oleh pemimpin yakni mengecek janji-janji politik per enam bulan. Lembaga survei menjadi media untuk mendengarkan persepsi masyarakat tentang kinerja pemimpinnya yang didata secara jujur dan dilaporkan secara jujur, bagaiamana pun hasilnya.
Menurut hasil survei, kecenderungan orang untuk terlibat dalam kegiatan politik entah pemilihan legislative atau pun pemimpin daerah semakin meningkat. Sementara ketertarikan masyarakat terhadap pemilihan lansung terus menurun, contohnya Sulawesi Selatan yang mengalami penurunan minat pemilih atau yang golput hingga 45% pada pemilihan Gubernur beberapa bulan yang lalu.
Cukup banyak informasi yang diperoleh dalam kelas ini. Cukup banyak juga saya berkata “Oo” dalam kelas ini. Hm, sebenarnya kalau meraa tertarik dibidang mensurvei ini, akberians bisa mencoba ikut bergabung dengan mnghubungi Bapak Herman melalui emailnya di: hermanheizer16@yahoo.com