Hola, Akberians lama ndak ngepost. hehe..
Sore kemarin, AkberMks kedatangan dosen arsitektur di IPB dan juga arsitek
di Urban Indonesia, Bapak Ahmad Tardiyana atau yang lebih akrab disapa Bapak
Apep (mimin sok akrabji) buat ngisi kelas dadakan #Akber46. Meskipun kelas agak ngaret
karena pematerinya ternyata masih ada meeting,
tapi ada maknanya juga yah, mimin, volunteers dan akberians lainnya bisa kenal
sama beberapa arsitek keren yang juga datang kemarin. Hihi..
Materi pokok yang dibawakan oleh Pak Apep dalam
kelas kali ini lebih kepada material, arsitektur, dan tradisi membangun. Hm, menurut
beliau sebenarnya para arsitek sekarang ini dibanjiri dengan pilihan material yang semakin beragam. Tapi sayangnya,
tidak diimbangi dengan berkembangnya tradisi membangun.
Sekarang ini arsitek mulai mudah mengeskplorasi
bentuk-bentuk arsitek dengan adanya Computer Aided Designed, namun hal
tersebutlah yang diduga memicu adanya
jarak antara material dengan tradisi membangun. Sementara itu, di belahan dunia
sana, tradisi membangun dan material sudah sanggup menyelaraskan diri. Kita masih
kurang dapat melihat keterkaitan antara material dan pengetahuan saat kita ingin
membangun. Banyak material yang digunakan diimpor dari negara nun jauh di sana,
bukan dari material yang ada di sekitar. Sementara kultur dan tradisi membangun
orang-orang dahulu justru dapat dilakukan dengan sebaliknya. Kita masih
tergagap-gagap dengan pengetahuan material yang ada sekarang ini, sehingga
nampaknya kita tidak memiliki tradisi bentuk-bentuk material sendiri. Padahal, kita memiliki potensi untuk itu.
Bangunan Kafe di Vietnam yang mengguanakn material bambu |
Material mambu
misalnya yang merupakan material yang bisa sangat menjanjikan. Meskipun material
tersebut harus disokong dengan teknologi pengawetan. Semisal bangunan kafe di
Vietnam yang telah menggunakan bambu sebagai materialnya. Meski bukan hal yang
mudah memilih bamboo sebagai material sebuah bangunan, karena diameter dan
kelenturan bamboo yang berbeda-beda membuatnya menjadi material yang tidak
dapat “menurut” dengan lembar kerja. Akan tetapi, kelenturan-kelenturan yang
dimiliki bamboo tersebut justru dapat menghasiulkan arsitek bangunan yang
berbeda dari bangunan yang bermaterial lain.
Indonesia sebenarnya dapat dengan mudah memanfaatkan
bamboo sebagai material bangunan dan membuat tradisi membangun dengan bamboo tersebut
karena Indonesia memiliki berbagai jenis bamboo, hanya saja bamboo sekarang ini
semakin sulit didapatkan dan pelestarian terhadap bamboo kurang serius
dilakukan.