Halo, Akberians!
Oktober ini sudah
hampir habis dan di penghujung bulan Oktober ini ada kelas “design
thinking”-nya ibu kepsek. Rabu yang seru yak. Ini dia sedikit rev tentang kelas
#AkberMks35 kemarin sore.
Rabu di Makassar dengan
cuaca yang cukup labil, entah cerah lalu tiba-tiba mendung, kemudian langsung
terik ,beberapa Akberians mulai berdatangan ke lantai dua Wisma Kalla mengikuti
kelas AkberMks yang ke-35. Beberapa pasang mata dan telinga memerhatikan dengan
seksama slide-slide yang dibawakan oleh ibu kepsek AkberMks yang hari kemarin
memakai baju hitam dan rok selutut kuning yang manis. Penjelasan-penjelasan
mengenai design thinking mulai dipaparkan.
Ada 9 (Sembilan) hal
yang menjadi dasar dalam design thinking (Kees Dorst), yakni:
1.
Archeology
2.
Paradox
3.
Context
4.
Field
5.
Themes
6.
Frames
7.
Futures
8.
Transformations
9.
Connections
Arkeologi berkenaan
dengan mencari tahu tentang apa yang telah dilakukan dan mengapa terhenti, maka
cari tahu dengan mengobservasi, jadi pilih pertanyaan yang tepat dan dekati
dengan hati. Hasilnya, mungkin akan menjadi akar untuk berpikir secara kreatif
dengan metode design thinking. Design
thinking sebagai sebuah konsep. Konsep dari ide-ide yang beragam namun tidak
harus seragam. Tentang bagaimana melihat sebuah masalah dengan pendekatan yang
lain, dengan menghasilkan kemungkinan lain yang bukan menetap di satu masalah
itu. Bahwa, mungkin saja masalah tersebut berasal dari beberapa masalah yang
justru menjadikan hal yang semula dipandang sebagai masalah adalah akibat dari
beberapa masalah dengan mencari pola masalahnya (find the patterns). Kemudian
ketika pola masalahnya telah ditemukan, masalah tersebut kemudian direframe
sebagai salah satu bentuk pemikiran dari konsep design thinking yakni dengan mencoba melihatnya dengan cara yang berbeda,
mungkin dengan tidak melihtanya sebagai masalah misalnya lalu mencarikan nama
lain yang kondisinya sama dengan masalah tersebut.
Bisa jadi, dengan
melakukan find the patterns atau mereframe masalahnya, akan lebih mudah
mengatasi masalah tersebut. Dalam design
thinking, hal yang paling utama adalah bagaimana memecahkan sebuah masalah
yang dihadapi dengan membangun ide-ide sebagai solusi untuk pemecahan
masalahnya dibanding end product yang
akan dihasilkan. Meski mungkin akhirnya, end productlah yang dilihat. Toh, kan
juga percuma punya banyak ide yang menumpuk tapi tidak ada pengaplikasiannya,
masalahnya juga tidak akan selesai kan?
“Terkadang, orang berpikir kalau untuk menyelesaikan masalah harus dengan sesuatu yang wah, padahal tidak harus sebenarnya, yah yang penting masalahnya selesai. Itu saja.”
Terimakasih yang sudah datang :) |
“Terkadang, orang berpikir kalau untuk menyelesaikan masalah harus dengan sesuatu yang wah, padahal tidak harus sebenarnya, yah yang penting masalahnya selesai. Itu saja.”
Iya, dan untuk end product yang wah adalah nilai
tambahnya,. Hehe..
Beberapa contoh hasil
(produk) dari design thinking juga
diperlihatkan dalam kelas kemarin. Semisal penanggulangan masalah yang mulanya
dinyatakan sebagai masalah kerusakan jalan di suatu tempat di Bandung karena
sering banjir. Masalah pertama (sesungguhnya) yang diutarakan adalah kerusakan
jalannya, tetapi setelah permasalahan itu didalami lagi, ternyata
penanggulangan masalahnya langsung ke biang dari masalah yang pertama, yaitu
banjirnya dengan melihat kerusakan jalan sebagai akibat dari banjir. Produknya,
dibuatlah sumur resapan agar air sungai yang naik saat hujan di kampung mereka
bisa meresap melalui sumur dan tidak lagi menggenang sampai menyebabkan banjir
yang lama.
Selain contoh sumur
resapan itu, ada juga contoh hasil design thinking dari bandung dengan tema
masalah yakni public space, ada juga
pembuatan rumah bermain anak di salah satu tempat di Bnadung dan masih banyak
lagi. Itu untuk beberapa tempat di luar Makassar, lalu bagaimana dengan solusi
kreatif untuk masalah yang ada di kota Makassar? Macet? Lahan parkir? Public Space? Mungkin akan lebih seru
lagi kalau Akberians mau mengasah design
thinking-nya untuk kota kita tercinta, Makassar. Nah, untuk itu Kak Yuli
berencana untuk mengadakan kelas lanjutan dari kelas Design Thinking ini dalam
bentuk workshop. Bakalan seru dong yah. Info selanjutnya, pantau terusmki timelinenya @AkberMks. Makasih untuk
Kak Yuli yang sudah ngisi kelas AkberMks dan yang sudah hadir kemarin dan mau
men-share pengalaman juga ilmunya. “Kalian
luar biasaaa..” Kata Ariel.
ini dia yang kerudung biru, ibu kepsek AkberMks yang baru. ciee (dari akun @lontara) |
Oh iya, Rabu kemarin
tepatnya tanggal 30 Oktober 2013 di sela-sela kelas design thinking, dilaksanakan serah terima jabatan kepala sekolah dari kak Yuli kek kak Dila,
selamat kepada kakak Nurul Fadhilah Yaumil telah terpilih menjadi kepala
sekolah Akber Mks, semoga amanah. Aamiin. Semangat bekerja dengan jabatan
barunya, kakak.
Maaf untuk
keterlambatan postnya, dikarenakan satu dan lain hal. *sungkem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar